
Wapres Sebut Kedudukan Pramuka Akan di Bawah Presiden
Penulis: Pengurus JAMNAS 1996 - 16 Agustus 2024 10:34 WIB
WAKIL PRESIDEN RI, Ma'ruf Amin, memastikan pemerintah berkomitmen memperkuat peran Pramuka,
terutama dalam pembangunan sumber daya manusia. Nantinya, keberadaan Pramuka
akan langsung berada di bawah Presiden.
"Nanti berada langsung di bawah Presiden jadi nanti pembinaannya lebih intensif, lebih baik lagi dan lebih optimal dalam membangun bangsa," ujar Ma'ruf, dalam acara Upacara Peringatan Hari Pramuka Ke-63, di Jakarta, Rabu (14/8).
Dia meminta anggota Pramuka responsif dalam menghadapi tantangan zaman yang kompleks. Menurutnya, perkembangan global saat ini diwarnai konflik, ancaman lingkungan, ketahanan pangan, hingga kejahatan di bidang teknologi informasi.
Ma'ruf mengimbau, para anggota Pramuka harus bisa lebih adaptif ke depannya. Dia juga berharap, Pramuka mengoptimalkan cara-cara kekinian yang efektif untuk membangkitkan rasa cinta tanah air dan rasa bangga menjadi warga negara Indonesia.
"Pramuka menjadi strategis dalam hal menyiapkan lahirnya pemimpin bangsa untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Pendidikan Pramuka menjadi salah satu instrumen yang efektif dalam mencetak generasi unggul," jelasnya.
Ekstrakurikuler Sekolah
Sementara itu, Ketua Kwartir
Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, Budi Waseso, menekankan pentingnya gerakan
Pramuka tetap menjadi ekstrakulikuler wajib di sekolah. Menurutnya, Pramuka
bisa mencegah berbagai dampak buruk perkembangan zaman seperti judi online yang
marak menerpa generasi muda, bullying, kasus narkoba, pornografi, dan berbagai
pengaruh buruk budaya asing. "Pramuka punya undang-undang yang mengatur.
Sehingga posisi kami jelas bahwa Pramuka harus tetap menjadi ekstrakurikuler
wajib sekolah," tuturnya.
Terkait adanya isu Pramuka
tidak lagi menjadi ekstrakurikuler wajib, Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan
Pramuka Jawa Timur, Arum Sabil, menyatakan, kebijakan tersebut tidak sesuai
karena tidak linear dengan peran Pramuka dalam mempersiapkan generasi unggul di
masa depan. Menurutnya, generasi masa depan tidak hanya perlu kecerdasan
intelektual, tapi moral, akhlak, dan adab juga penting untuk menjaga bangsa.
"Sudah jelas kalau
pramuka ini akan jadi kawah candradimuka untuk mempersiapkan generasi unggul di
masa depan. Ini tentunya harus didukung penuh pemerintah, dalam hal ini
Kemendikbudristek," terangnya.
Budi Waseso atau yang akrab
dipanggil Buwas menyatakan Pramuka dapat meningkatkan kecakapan hidup atau life
skill untuk mencegah judi daring (online) hingga perundungan atau bullying.
"Dalam pramuka itu
diajarkan kecakapan hidup, soft skill (keterampilan nonteknis), dan hard skill
(keterampilan teknis) untuk menjadi bekal di tengah maraknya judi online yang
menerpa generasi muda, aksi bullying, pornografi, hingga pengaruh budaya asing yang
menggerus semangat gotong royong," katanya.
Peringatan Hari Pramuka ke-63
diselenggarakan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, dengan tema
"Pramuka Berjiwa Pancasila Menjaga Persatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia" dan dihadiri oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin selaku Pembina
Upacara.
Selain kecakapan hidup,
menurutnya, Pramuka juga mengajarkan kecerdasan spiritual, emosional, sosial,
intelektual, dan fisik (sesosif) yang menjadi postur ideal seorang pramuka
sebagai generasi pembawa perubahan untuk bangsa Indonesia.
Sebagai organisasi pendidikan
non-formal, lanjut dia, gerakan pramuka mestinya tidak hanya sekadar menangani
pembangunan karakter, tetapi juga berperan aktif pada bidang lainnya seperti
pengabdian masyarakat.
Ketua Kwarda Pramuka Jawa
Barat, Atalia Praratya, menilai, ketika ada penghapusan program baik, maka
harus ada program yang lebih baik. Dia tidak melihat adanya urgensi atau
manfaat jika Pramuka dihapus sebagai ekstrakurikuler wajib.
"Kita harus terus
berjuang agar pramuka ada di hati masyarakat. Terutama hal-hal yang harus
disempurnakan mari disempurnakan bersama, tapi kalau hal ini membuat kita
mundur ke belakang saya kira sayang sekali," ucapnya. [Koran Jakarta, Red.
Sriyono, Penulis Muhamad Ma'rup]